Manfaat dan Keunggulan Balon Berlapis Obat dibandingkan Stent
Narasumber : Prof. dr. Dasaad Mulijono, MBBS(Hons), FIHA, FIMSANZ, FRACGP, FRACP, PhD
Pengobatan penyakit kardiovaskular telah mengalami kemajuan signifikan dalam beberapa dekade terakhir. Di antara berbagai teknik intervensi koroner perkutan (PCI) yang tersedia, baik stent berlapis obat (Drug-Eluting Stent/ DES) maupun balon berlapis obat (Drug-Coated Balloon/ DCB) umum digunakan untuk mengembalikan aliran darah pada pasien dengan penyumbatan arteri. Namun, teknologi DCB telah muncul sebagai alternatif inovatif terhadap stent, terutama untuk kasus dimana pendekatan "tidak meninggalkan apa pun" lebih disukai. Artikel ini membahas tantangan yang terkait dengan stent dan menyoroti keunggulan teknologi DCB.
Tantangan yang Terkait dengan Penggunaan Stent
Meskipun stent, terutama DES, telah memberikan hasil yang cukup baik dalam intervensi koroner, namun ada beberapa tantangan yang dapat mempengaruhi kesehatan pasien dalam jangka panjang:
- Endotelisasi yang Tertunda: Stent memerlukan proses penyembuhan yang lebih lama, yang dapat meningkatkan risiko komplikasi seperti terbentuk gumpalan darah dalam pembuluh koroner (thrombosis).
- Perubahan Geometri dan Biomekanik Pembuluh Darah: Stent secara permanen mengubah struktur dan fleksibilitas pembuluh darah, yang dapat menyebabkan perubahan aliran darah yang tidak alami.
- Peradangan Kronis, Iritasi Kronis, dan Reaksi Alergi: Beberapa pasien dapat mengalami respons inflamasi akibat keberadaan benda asing.
- Pembentukan Neo-Aterosklerosis: Keberadaan stent dapat berkontribusi pada perkembangan plak aterosklerosis yang baru seiring waktu.
- Risiko Patah Stent: Tekanan mekanis dapat menyebabkan fraktur pada struktur stent, yang dapat menimbulkan komplikasi serius.
- Restenosis dalam Stent (In-Stent Restenosis/ISR): Penyempitan kembali arteri akibat pertumbuhan jaringan berlebih di dalam stent (ISR) tetap menjadi masalah utama. Restenosis yang terjadi pada stent jauh lebih sulit diperbaiki dibandingkan dengan restenosis setelah DCB.
- Kebutuhan Terapi Antiplatelet Ganda yang Berkepanjangan: Stent sering memerlukan penggunaan terapi antiplatelet ganda (Dual Anti Platelet Therapy/DAPT) dalam jangka panjang, yang dapat meningkatkan risiko komplikasi perdarahan dan menyulitkan pasien yang memerlukan operasi atau yang kesulitan mematuhi pengobatan.
Keunggulan Pendekatan Balon Berlapis Obat (DCB) ‘Tidak Meninggalkan Apa Pun’
Pendekatan DCB menawarkan alternatif yang menarik dengan mengantarkan obat antiproliferatif ke dinding arteri tanpa meninggalkan implan permanen. Metode ini memiliki beberapa keunggulan dibandingkan stenting:
- Prosedur yang Lebih Sederhana dengan Paparan Radiasi yang Lebih Rendah: Prosedur DCB umumnya memerlukan waktu fluoroskopi yang lebih singkat, sehingga mengurangi paparan radiasi bagi pasien dan operator dibandingkan dengan pemasangan stent.
- Preservasi Aktivitas Vasomotor: Berbeda dengan stent yang membuat arteri menjadi kaku, terapi DCB mempertahankan fungsi vasomotor alami, memungkinkan arteri berkontraksi dan mengembang sesuai kebutuhan tubuh.
- Potensi untuk Operasi Bypass di Masa Depan: Tanpa implan permanen, arteri yang diobati dengan DCB memungkinkan untuk dilakukan intervensi bedah di masa depan jika diperlukan.
- Pembuluh darah malahan dapat melebar, plak dapat mengalami penyusutan, dan pembuluh darah dapat berfungsi normal kembali: Teknologi DCB mendorong penyembuhan pembuluh darah dengan mengurangi beban plak dan merangsang perbaikan pembuluh darah sehingga berfungsi dan berukuran normal kembali seperti pembuluh darah yang sehat.
- Kesesuaian dengan Preferensi Budaya Tertentu: Pada beberapa populasi, terutama di kalangan pasien Asia, menghindari benda asing dalam tubuh lebih disukai, sehingga sesuai dengan preferensi budaya dan tradisi umumnya.
- Bermanfaat bagi Pasien dengan Kepatuhan Suboptimal atau yang Memerlukan Penghentian Sementara DAPT: Karena terapi DCB tidak meninggalkan struktur permanen, ini mengurangi durasi wajib penggunaan DAPT, sehingga menjadi pilihan yang lebih baik bagi pasien dengan risiko perdarahan tinggi atau yang perlu menghentikan sementara terapi antiplatelet untuk prosedur kedokteran lainnya seperti mencabut gigi, endoskopi dan lain sebagainya.
Meskipun stent telah memainkan peran penting dalam intervensi kardiovaskular, komplikasi jangka panjangnya telah mendorong pengembangan pendekatan alternatif yang lebih baik seperti teknologi DCB. Dengan menghilangkan kebutuhan akan implan permanen, terapi DCB mengurangi banyak risiko yang terkait dengan stent sekaligus mempertahankan fungsi vaskular. Hal ini menjadikannya pilihan menarik bagi kelompok pasien tertentu, terutama mereka yang berisiko tinggi mengalami komplikasi terkait stent atau yang lebih memilih strategi "tidak meninggalkan benda apa pun." Seiring dengan terus berkembangnya teknologi, peran DCB dalam kardiologi intervensional diperkirakan akan semakin luas, menawarkan pasien metode pengobatan yang lebih aman dan efektif.