Mata Sering Berkedut?
Bisa Jadi Gejala Hemifasial Spasme
Narasumber : dr. Wienorman Gunawan, Sp.BS
Pernah bertemu dengan orang yang mata atau pipinya terus berkedut? Itu bukan karena mereka sengaja melakukan gerakan tersebut, tapi gerakan tersebut muncul tanpa bisa mereka kendalikan atau bisa dikatakan gerakan abnormal. Normalnya, gerakan otot wajah muncul karena otot wajah mengikuti perintah yang dikirim oleh saraf wajah. Nah, bila ada kontraksi otot yang abnormal, bisa jadi diakibatkan oleh adanya perintah abnormal dari saraf wajah. Kelainan seperti ini dikenal dengan istilah Hemifasial Spasme.
HEMIFASIAL SPASME
Selain gerakan-gerakan abnormal tadi, hemifasial spasme dapat menurunkan kepercayaan diri seseorang, bahkan sebagian orang akan merasa malu, terutama kaum hawa, karena penampilannya jadi rusak akibat kedutan abnormal tersebut. Sayangnya, memang kelainan ini lebih sering diderita kaum hawa, namun tidak menutup kemungkinan laki-laki juga bisa mengalami gangguan ini.
Penyebab hemifasial spasme adalah benturan pada saraf wajah oleh pembuluh darah di sekitarnya. Semakin bertambah usia, maka pembuluh darah akan sedikit memanjang dan kurang elastis. Lekukan-lekukan pembuluh darah tersebut kadang-kadang bisa membentur saraf wajah. Karena itu, kejadian hemifasial spasme ini banyak terjadi setelah usia 39 tahun.
Ada 2 cara untuk mengatasi hemifasial spasme bila sudah tidak mempan dengan obat, antara lain:
- Menghilangkan benturannya dengan cara operasi pemisahan saraf dan pembuluh darah dengan tindakan MVD (Micro Vascular Decompression).
- Menghentikan kedutan otot dengan cara injeksi BOTOX.
MICRO VASCULAR DECOMPRESSION (MVD)
MVD - Merupakan tindakan yang tujuannya melepaskan tekanan pembuluh darah pada saraf dengan bantuan mikroskop. Tindakan ini sering dikerjakan pada kelainan hemifasial spasme dan trigeminal neuralgia
Rambut akan dipotong sebagian atau seluruhnya untuk memastikan area tindakan bersih. Setelah dibius, prosedur MVD dimulai dengan cara membuat satu lubang kecil dengan diameter 3 cm di belakang telinga. Dari lubang kecil itu, saraf yang ditabrak oleh pembuluh darah akan dibebaskan (dekompresi). Suatu materi polimer inert (polytetrafluoroethylen) biasanya disematkan di antara pembuluh darah dan saraf tadi guna mencegah keduanya bersentuhan lagi.
Selain nyeri di lokasi operasi, setelah tindakan,umumnya keluhan sebelum operasi langsung menghilang, kecuali pada kasus-kasus kronis. Komplikasi bisa saja timbul bila terjadi sesuatu di luar kendali selama prosedur MVD. Lama perawatan bisa bekisar antara 2 hari hingga 1 minggu karena diperlukan persiapan sebelum tindakan dan observasi kemungkinan komplikasi paska tindakan.
Tentunya masing-masing pilihan terapi memiliki kelebihan dan kekurangan, sehingga untuk mendapatkan hasil terbaik, sebaiknya lakukan konsultasi ke dokter spesialis untuk rekomendasi tindakan atau terapi yang sesuai dengan kondisi penderita. Jika mengalami keluhan yang mengarah seperti gejala Hemifasial Spasme diatas, Anda dapat mengunjungi Brain & Spine Center Bethsaida Hospital Gading Serpong, untuk mendapatkan diagnosa dan solusi penanganan yang optimal.